oleh :
Banyak orang tua yang berpendapat bahwa generasi muda sekarang sudah sangat parah attitude-nya. Tapi terkadang mereka lupa bahwa ternyata banyak juga kebejatan moral yang dilakukan oleh para orang tua. Korupsi dan perselingkungan menempati urutan dua teratas.
Tapi apa sebenarnya yang menyebabkan semua hal-hal rusak tersebut bisa terjadi ?
Tidak mengenal ajaran agamanya sejak kecil itulah jawabannya. Para orang tua kelabakan bila anaknya tidak bisa berbahasa Inggris. Kemudian dipanggillah guru les privat bahasa Inggris. Atau para orang tua bingung setengah mati bila anaknya tidak bisa bermain musik. Maka dipanggillah seorang guru musik untuk datang ke rumah memberikan les musik dan lain sebagainya. Tapi jarang orang tua kelabakan dan bingung setengah mati bila anaknya tidak mengenal ajaran agamanya dengan baik, tidak tahu mengaji, tidak tahu membaca do’a sehari dan aktivitas keagamaan lainnya. Mengapa ? sebab orang tuanya sendiri juga tidak mengenal dan tidak mau tahu akan ajaran agamanya sendiri. Padahal Allah SWT telah memberikan sinyal kewaspadaan kepada umat manusia melalui firman-Nya
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S. at-Tahrim : 6)
Orang tua menjadi tumpuan utama terhadap perkembangan prilaku agama anak dan keluarganya agar terhindar dari kemorosotan moral.
Oleh karena itu, untuk memberikan pelajaran agama kepada anak harus dimulai dari perubahan perilaku orang tuanya terlebih dahulu. Lingkungan keluarga yang telah mencerminkan sikap takut kepada Tuhan dan selalu berbuat baik, sesuai dengan ajaran agama, tentu akan memberikan contoh yang sangat baik untuk anak. Tanpa paksaan pun anak sudah pasti juga akan takut kepada Tuhan dan berusaha mengetahui ajaran agamanya serta berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-ahrinya.
Dengan memperkenalkan agama sejak dini berarti Anda telah membuat sebuah pondasi yang kuat berlandaskan agama dalam hal mendidik anak. Pelajaran agama bukan merupakan tanggung jawab guru agama di sekolah semata. Sebagai orang tua, andalah yang harus memberikannya. Bila anda merasa belum memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni, anda bias memanggil seorang guru agama ke rumah.
Saat ini orang tua disibukkan untuk memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah yang diharapkan agar menjadi pondasi bagi anak untuk berkembang lebih baik, alangkah dilematisnya orang tua yang hanya memilih sekolah bagi anaknya dengan pertimbangan sekolah tersebut bagus pelajaran umumnya sementara pelajaran agama di kesampingkan. Memang sekarang sedang trend di ‘luar sana’ bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah-sekolah yang mengadopsi nilai-nilai agama dengan porsi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sekolah umum. Namun sayang, perilaku orang tuanya di rumah belum bisa berubah. Terus bagaimana anak akan berubah menjadi seorang anak yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agamanya bila sikap dan perilaku orang tauanya sendiri tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran agamanya ? tentu anak akan bertanya-tanya mengapa ia harus berubah, sedangkan orang tuanya sendiri masih gemar melakukan hal-hal yang jauh dari ajaran agamanya?
Memberikan pelajaran agama tidak melulu harus membaca kitab suci (al-Qur’an). Sambil berdongeng menjelang tidur malam pun Anda dapat melakukannya. Ambillah cerita tentang perjuangan seorang tokoh dalam menegakkan agama. Cerita tentang seorang Nabi misalnya. Bila anda bingung mau memulai dari mana, datanglah ke toko buku terdekat atau perguruan tinggi Islam terdekat yang menyediakan banyak buku-buku tentang pendidikan agama bagi anak. Di sana banyak terdapat cerita-cerit dongeng sebelum tidur yang berisikan materi-materi agama. Gaya penyampaian dan bahasa yang digunakan pun sudah disesuaikan untuk konsumsi anak.
Nama : Muhammad Taslim Al-Mandari
email : taslimalmandari@gmail.com
Tapi apa sebenarnya yang menyebabkan semua hal-hal rusak tersebut bisa terjadi ?
Tidak mengenal ajaran agamanya sejak kecil itulah jawabannya. Para orang tua kelabakan bila anaknya tidak bisa berbahasa Inggris. Kemudian dipanggillah guru les privat bahasa Inggris. Atau para orang tua bingung setengah mati bila anaknya tidak bisa bermain musik. Maka dipanggillah seorang guru musik untuk datang ke rumah memberikan les musik dan lain sebagainya. Tapi jarang orang tua kelabakan dan bingung setengah mati bila anaknya tidak mengenal ajaran agamanya dengan baik, tidak tahu mengaji, tidak tahu membaca do’a sehari dan aktivitas keagamaan lainnya. Mengapa ? sebab orang tuanya sendiri juga tidak mengenal dan tidak mau tahu akan ajaran agamanya sendiri. Padahal Allah SWT telah memberikan sinyal kewaspadaan kepada umat manusia melalui firman-Nya
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S. at-Tahrim : 6)
Orang tua menjadi tumpuan utama terhadap perkembangan prilaku agama anak dan keluarganya agar terhindar dari kemorosotan moral.
Oleh karena itu, untuk memberikan pelajaran agama kepada anak harus dimulai dari perubahan perilaku orang tuanya terlebih dahulu. Lingkungan keluarga yang telah mencerminkan sikap takut kepada Tuhan dan selalu berbuat baik, sesuai dengan ajaran agama, tentu akan memberikan contoh yang sangat baik untuk anak. Tanpa paksaan pun anak sudah pasti juga akan takut kepada Tuhan dan berusaha mengetahui ajaran agamanya serta berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-ahrinya.
Dengan memperkenalkan agama sejak dini berarti Anda telah membuat sebuah pondasi yang kuat berlandaskan agama dalam hal mendidik anak. Pelajaran agama bukan merupakan tanggung jawab guru agama di sekolah semata. Sebagai orang tua, andalah yang harus memberikannya. Bila anda merasa belum memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni, anda bias memanggil seorang guru agama ke rumah.
Saat ini orang tua disibukkan untuk memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah yang diharapkan agar menjadi pondasi bagi anak untuk berkembang lebih baik, alangkah dilematisnya orang tua yang hanya memilih sekolah bagi anaknya dengan pertimbangan sekolah tersebut bagus pelajaran umumnya sementara pelajaran agama di kesampingkan. Memang sekarang sedang trend di ‘luar sana’ bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah-sekolah yang mengadopsi nilai-nilai agama dengan porsi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sekolah umum. Namun sayang, perilaku orang tuanya di rumah belum bisa berubah. Terus bagaimana anak akan berubah menjadi seorang anak yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agamanya bila sikap dan perilaku orang tauanya sendiri tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran agamanya ? tentu anak akan bertanya-tanya mengapa ia harus berubah, sedangkan orang tuanya sendiri masih gemar melakukan hal-hal yang jauh dari ajaran agamanya?
Memberikan pelajaran agama tidak melulu harus membaca kitab suci (al-Qur’an). Sambil berdongeng menjelang tidur malam pun Anda dapat melakukannya. Ambillah cerita tentang perjuangan seorang tokoh dalam menegakkan agama. Cerita tentang seorang Nabi misalnya. Bila anda bingung mau memulai dari mana, datanglah ke toko buku terdekat atau perguruan tinggi Islam terdekat yang menyediakan banyak buku-buku tentang pendidikan agama bagi anak. Di sana banyak terdapat cerita-cerit dongeng sebelum tidur yang berisikan materi-materi agama. Gaya penyampaian dan bahasa yang digunakan pun sudah disesuaikan untuk konsumsi anak.
Nama : Muhammad Taslim Al-Mandari
email : taslimalmandari@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar